Banyak yang bilang sopan santun itu bawaan dari rumah. Dan memang benar — anak-anak belajar dari yang mereka lihat dan dengar setiap hari. Jika kita sebagai orang tua tidak membiasakan tiga kata penting ini (tolong, maaf, dan terima kasih), maka jangan heran jika anak kita tumbuh menjadi pribadi yang tak peka, tak tahu berterima kasih, dan merasa selalu benar.
Ini bukan soal etika semata. Ini soal karakter. Dan pembentukan karakter dimulai sejak dini.
Anak-anak lebih banyak meniru daripada mendengar. Jika orang tua terbiasa mengucapkan "tolong" ketika meminta sesuatu, "maaf" saat berbuat salah, dan "terima kasih" atas hal kecil sekalipun — anak akan mengikuti.
Anak tidak belajar dari apa yang kita katakan, tapi dari apa yang kita lakukan.
Daripada hanya menyuruh anak berkata "maaf", bantu mereka memahami mengapa mereka perlu minta maaf.
Misalnya:
“Kamu mendorong adik tadi. Coba bayangkan kalau kamu yang didorong. Gimana rasanya? Yuk, kita bilang maaf, supaya adik tahu kamu tidak bermaksud jahat.”
Begitu juga dengan "tolong" dan "terima kasih" — ajarkan nilai di baliknya, bukan hanya ucapannya.
Jangan anggap remeh saat anak berkata "terima kasih" dengan tulus. Puji mereka:
“Mama senang kamu bilang terima kasih. Itu sopan sekali dan bikin orang lain merasa dihargai.”
Penguatan positif ini akan menanamkan kebiasaan baik secara alami.
Rumah bukan tempat di mana anak selalu disuruh. Anak juga perlu dihargai. Ucapkan "terima kasih" setelah mereka membantu, dan jangan ragu bilang "maaf" saat kita sebagai orang tua khilaf.
Budaya saling menghargai di rumah akan menumbuhkan empati dan kerendahan hati.
Saat sedang marah atau kecewa, tetaplah gunakan tiga kata ini. Inilah ujian sesungguhnya. Anak akan belajar bahwa bahkan dalam kondisi emosi, kita tetap menghargai orang lain.
Misalnya:
“Mama minta maaf karena tadi ngomongnya agak keras, Mama juga capek. Tapi Mama tetap sayang kamu.”
Kalimat seperti:
…perlahan membunuh empati. Jangan sampai karena malu atau gengsi, kita mewariskan generasi yang sulit meminta maaf dan berterima kasih.
Uang bisa habis. Ilmu bisa berkembang. Tapi karakter akan diwariskan — dan dilanjutkan.
Jangan biarkan ketidaktahuan kita membuat generasi kita tak mampu mengucapkan tiga kata sederhana yang bisa menyelamatkan banyak hubungan: tolong, maaf, dan terima kasih.
Karena jika anak kita tidak bisa mengucapkannya, bukan salah mereka — mungkin kita yang lupa mengajarkannya.
17 Desember 2024
Di era digital ini, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupa...
28 Oktober 2024
Dunia teknologi terus berkembang, begitu juga dengan bahasa pemrograman. Setiap...
20 Desember 2024
Belajar komputer sering kali dianggap membosankan oleh anak-anak. Namun, dengan...
30 Desember 2024
Di era digital seperti sekarang, kemampuan menggunakan komputer menjadi keteramp...
9 Juni 2025
Perkembangan teknologi membuat cara kita bekerja ikut berubah. Kini, banyak peke...