Di era digital seperti sekarang, kerja dari rumah sudah jadi hal yang lumrah, terutama bagi para pekerja di bidang IT. Tapi anehnya, masih saja ada yang salah paham. Dari tetangga sampai teman sendiri, sering kali menilai pekerjaan kita dengan komentar yang... ya, kadang bikin ketawa sambil nangis.
Mari kita bahas mitos dan komentar-komentar absurd yang sering diterima pekerja IT yang kerja dari rumah, lengkap dengan bumbu humor sebagai bumbu penyedap.
1. “Kerja kok di rumah terus? Emangnya beneran kerja?”
Ini kalimat klasik dari tetangga sebelah yang tiap pagi rajin nyapu halaman... sambil ngintip.
Padahal, di balik layar laptop itu ada otak yang lagi muter tujuh keliling debugging kode. Tapi ya gitu, karena nggak ada seragam dan nggak berangkat naik motor, kita dianggap belum kerja beneran.
🧠 Fakta:
Meeting bisa sampai 3 kali sehari. Belum lagi revisi project, coding bug, deploy server tengah malam. Tapi karena gak bawa map plastik, dianggap pengangguran.
Iya, kelihatannya doang. Padahal yang tidur itu laptopnya lagi update, kitanya lagi begadang mantengin error log sampe mata kayak panda. 🐼
💬 Sindiran halus:
“Iya Bu, tidur-tiduran sambil nangis gara-gara client minta revisi jam 10 malam.”
Bener banget! Stresnya malah double: satu dari client, satu lagi dari sinyal Wi-Fi yang suka ngilang pas meeting penting.
🔥 Bonus stres: Dianggap “santai” padahal sambil coding juga bantuin emak jemur cucian.
Nah ini puncaknya. Karena gak keliatan pegang cangkul atau ke kantor, langsung dicurigai punya ilmu gelap.
🤣 Lawakan realita:
“Iya, ngepet… tapi pakai laptop, bukan babi. Kode Python, bukan mantra.”
Coba kamu suruh orang ini duduk di depan laptop 8 jam sambil debugging error NullReferenceException
. Baru deh dia tau rasa.
💡 Analoginya gini:
Main komputer buat kerja IT tuh kayak chef masak di dapur. Memang pakai alat yang sama kayak orang masak mie instan, tapi menunya beda dan tekanannya beda.
Bekerja dari rumah di bidang IT memang gak terlihat “berkeringat” secara fisik, tapi otak kami bisa overheat kayak prosesor tanpa kipas. Jadi buat yang masih berpikir kami cuma rebahan dibayar, mari saling memahami.
Biar gak salah paham lagi, ingat: bukan semua yang di rumah itu pengangguran. Bisa jadi dia kerja keras agar tetangganya bisa tetap scrolling Instagram tanpa lemot — karena dialah yang bikin aplikasinya. 😎
17 Desember 2024
Di era digital ini, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupa...
20 Desember 2024
Belajar komputer sering kali dianggap membosankan oleh anak-anak. Namun, dengan...
28 Oktober 2024
Dunia teknologi terus berkembang, begitu juga dengan bahasa pemrograman. Setiap...
9 Juni 2025
Perkembangan teknologi membuat cara kita bekerja ikut berubah. Kini, banyak peke...
30 Desember 2024
Di era digital seperti sekarang, kemampuan menggunakan komputer menjadi keteramp...