Di era digital saat ini, anak-anak sangat akrab dengan dunia game. Mereka bisa menghabiskan berjam-jam memainkan game di ponsel, tablet, atau komputer. Tapi pernahkah terpikir: bagaimana jika waktu itu digunakan bukan hanya untuk bermain game, melainkan untuk membuat game?
Itulah yang membedakan Scratch dari game biasa.
Saat bermain game, anak hanya menjadi pengguna. Tapi saat membuat game di Scratch, mereka berubah menjadi pencipta. Mereka belajar bagaimana karakter bergerak, bagaimana skor dihitung, dan bagaimana logika permainan bekerja. Perubahan peran ini sangat penting karena dari “main”, anak mulai berpikir kritis dan kreatif, bukan sekadar mengikuti alur.
Scratch mengajarkan anak konsep berpikir seperti programmer tanpa harus menulis kode rumit. Anak menggunakan blok warna-warni untuk menyusun perintah, dan setiap kesalahan yang muncul adalah peluang belajar.
Mereka belajar:
Semua itu menumbuhkan kemampuan berpikir logis dan sistematis keterampilan yang sangat berharga untuk masa depan.
Scratch bukan hanya tentang logika. Anak juga berkreasi lewat gambar, suara, dan animasi. Mereka bisa menggambar karakter sendiri, merekam suara narasi, atau membuat cerita interaktif. Hasilnya? Anak tidak hanya belajar coding, tapi juga mengekspresikan imajinasi dan emosi mereka secara digital.
Scratch punya komunitas global tempat anak bisa membagikan proyeknya dan melihat karya teman-teman dari seluruh dunia. Mereka belajar menghargai karya orang lain, memberikan komentar positif, dan bahkan bekerja sama dalam proyek bersama. Ini jauh lebih bermakna daripada sekadar berbagi hasil skor game di media sosial.
Bermain game bisa jadi hiburan, tapi membuat game bisa jadi karier. Banyak pengembang sukses yang memulai dari rasa ingin tahu seperti ini belajar membuat game sederhana, lalu berkembang menjadi programmer, desainer, atau animator profesional. Scratch menjadi langkah awal menuju dunia itu dunia di mana anak tidak hanya bermain teknologi, tapi menciptakannya.
Game biasa membuat anak terhibur.
Scratch membuat anak berkembang.
Jadi, jika anak suka main game jangan larang. Arahkan!
Ajak mereka mencoba membuat game sendiri di Scratch.
Siapa tahu, dari situ lahir calon programmer, desainer, atau bahkan inovator masa depan.
17 Desember 2024
Di era digital ini, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupa...
8 September 2025
Di era digital seperti sekarang, kemampuan anak dalam memahami teknologi menjadi...
20 Desember 2024
Belajar komputer sering kali dianggap membosankan oleh anak-anak. Namun, dengan...
28 Oktober 2024
Dunia teknologi terus berkembang, begitu juga dengan bahasa pemrograman. Setiap...
9 Juni 2025
Perkembangan teknologi membuat cara kita bekerja ikut berubah. Kini, banyak peke...